Usul Padamu Kawan
Kawan,
Terbanglah kidungmu pada laut biru
Khabarkan dadaku telah terluka
dan berjuta jiwa hampa
sewaktu kalian memilih berbicara
dengan kata-kata yang tajam
menyucuk
melebar luaskan jurang yang ada
berlindung dengan ayat-ayat kudus
kata-kata azimat
dan keramat
Izinkan kupetik serangkap puisi
yang benar-benar menggambarkan
situasi tahun-tahun 60an
masih kekal hingga sekarang
Dari anak kelahiran Kuala Sedili
negeri Johor
al marhum Usman Awang
Berbuahlah pisang tiga kali
Melayu itu masih bermimpi
Meski mengenal universiti
Masih berdagang di rumah sendiri
Sepanjang ini yg kita bahaskan adalah tentang diri kita
Kita lupa bumi ini ada mereka
kita ada kebajikan, ada kemasyarakatan, ada hubungan antara bangsa, ada teknologi maklumat,
Yang kita bahaskan hanya soal kuasa, pengaruh dan takhta
Kita lupa bumi ini ada mereka
ada alam, ada tanah, ada budaya, ada buruh, ada pendidikan, ada hak asasi manusia, ada orang asal, ada peneroka bandar, ada pak tani, ada pembangunan, ada pencemaran.
Yang kita bahaskan hanya soal
kau salah, aku betul
aku benar, kau silap
kau keliru, aku jelas
Wahai jiwa-jiwa yang terluka
bersatulah kalian
urat dan otak
jiwa, raga
langgar, rempuh kezaliman sang penguasa
yang menghimpit rakyat pada daerah kemiskinan
tanpa sempadan warna kulit dan rupa
Ayuh kita bangkit
teguhkan kepimpinan tanpa memilh
Mantapkan kaki kalian pada bahtera ini
tumbangkan tembok keangkuhan diri
lawan rasa tidak kepedulian pada rakyat
Jadilah kawanku sekelian
Bangkit berani
Membina jiwa rakyat - bukan membunuhnya
Memandu minda rakyat - bukan mengeruhkannya
Menanam rasa merdeka pada mereka - bukan membutakannya
Jangan kalian bilang aku penyair
hanya sekerat puisi ini
Tapi biarkanku menjadi penyair
jika takhta, kuasa, pengaruh akan membunuh
persaudaraan, cinta dan kasih sayang kita
Kawan,
What ever you are
I'm still loving you
Muhaimin Sulam
Tongkang Pecah, 19 Sept.
No comments:
Post a Comment